Tower telekomunikasi baik untuk pemancar Gelombang Micro Digital ( GMD ) maupun untuk BTS ( Base Transceiver System) pemancar HP, Untuk GMD biasanya memancarkan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi 4 sampai 7 Ghz , dimana antara antenna pemancar dengan antenna penerima berjarak sekitar maksimum 60 Km dan harus LOS ( Line Of Side ) tidak ada obstacle ( penghalang ) yang menghalangi antara keduanya., biasanya dengan ketinggian diatas 40 meter dari permukaan tanah. Gelombang yang dipancarkan adalah gelombang ruang, merambat lurus diudara.
Sementara untuk BTS adalah memancarkan
gelombang elektromagnetik dengan frekuensi rendah berkisar antara 900 s/d 1800
Mhz., yang dipancarkan oleh antenna sektoral yang nantinya akan ditangkap oleh
antenna HP pada masing-masing pelanggan HP.Secara teknologi gelombang radio
dapat dinyatakan aman untuk kesehatan manusia dan peralatan listrik di rumah
tangga. Sudah lama sekali gelombang radio dipergunakan manusia untuk komunikasi
mulai dari Abraham Bell menemukan Telegraph, sampai kepada teknologi cellular
saat ini, yang dapat memudahkan manusia untuk berkomunikasi satu dengan
lainnya.
Tower Telekomunikasi dapat dibedakan dari
bentuk dan konstruksinya, mulai dari yang sederhana berbentuk segi tiga, yang
ditopang dengan tali agar tidak meliuk-liuk terkena hembusan angin, ini
jenisnya adalah Tower Gaymas, yang mempunyai temberang sebagai suportingnya,
keamanan dari tower ini paling bawah secara konstruksi, kalau bebannya berat
maka dikhawatirkan patah dan menimpa sekitarnya.Jenis yang kedua adalah SST (
Self Suporting Tower ), dimana tower ini mempunyai konstruksi baja mempunyai
kaki empat buah dengan fondasi tertanam kebawah tanah dengan kedalaman
tertentu, besi rangka tower ini dilapisi dengan galvanis yang tahan samapai
puluhan tahun tidak berkarat, lagi pula tower ini pemeliharaannya dengan mencat
dengan cat khusus, anti karat, sehingga kemungkinan tower ini roboh sangat
kecil, tinggi tower berfariasi tergantung kontur bumi, kalau kontur bumi datar
maka diperlukan tower yang lebih tinggi, sementara kalau didaerah perbukitan,
tower dibangun diatas puncak bukit dengan ketinggian yang relative rendah.
Tower Telekomunikasi berbeda
dengan Tower Listrik Tegangan Tinggi (SUTET)
Tower Telekomunikasi berbeda dengan tower
Listrik , yang ditopangnya adalah kabel yang dialiri oleh Saluran Umum Tegangan
Extra Tinggi ( SUTET ), dimana arus listrik yang dilewatkannya adalah diatas
20.000 KV, sehingga menimbulkan radiasi listrik yang cukup besar.
Sementara tower Telekomunikasi yang
ditopangnya adalah antenna yang memancarkan gelombang elektromagnetik atau kita
sebut dengan gelombang radio, yang radiasinya berkisar berordo watt, sehingga
belum sampai ketanah sudah hilang radiasinya itu.jadi boleh dikatakan aman
untuk kesehatan manusia dan peralatan elektrik umah tangga.Sinyal BTS, tidak
akan mengganggu frekuensi radio dan TV karena peralatan BTS bekerja pada
gelombang 900 mhz dan 1.800 mhz. Sementara radio dan TV bekerja pada 100-600
mhz. Kekuatan tower pun tidak perlu diragukan, karena telah dirancang mampu
menahan angin berkecepatan hingga 120 km/jam dan pondasi yang sangat kokoh di
mana setiap cm2 mampu menahan beban hingga 225 kg.
"Berdasar penelitian WHO dan Fakultas
Teknik UGM, BTS tidak terdapat radiasi yang membahayakan kesehatan
manusia.level batas radiasi yang diperbolehkan menurut standar yang dikeluarkan
WHO masing-masing 4,5 watt/m2 untuk perangkat yang menggunakan frekuensi 900
MHz dan 9 watt/m2 untuk 1.800 MHz. Sementara itu, standar yang dikeluarkan IEEE
C95.1-1991 malah lebih tinggi lagi, yakni 6 watt/m2 untuk frekuensi 900 MHz dan
12 watt/m2 untuk perangkat berfrekuensi 1.800 MHz.“Umumnya, radiasi yang
dihasilkan perangkat-perangkat yang digunakan operator seluler tidak saja di
Indonesia, tapi juga seluruh dunia, masih jauh di bawah ambang batas standar
sehingga relatif aman..Sejauh ini protes dan kekhawatir masyarakat terhadap
dampak radiasi gelombang elektromagnetik yang dihasilkan perangkat
telekomunikasi seluler lebih banyak datang dari mereka yang tinggal di sekitar
tower BTS (base transceiver station).
Sejauh ini belum ada satu pun keluhan atau
kekhawatiran akan dampak radiasi itu yang datang dari para pengguna telefon
seluler. Padahal, jika dihitung-hitung, besarnya daya radiasi yang dihasilkan
pesawat telepon seluler jauh lebih besar daripada radiasi tower BTS. Memang
betul, daya dari frekuensi pesawat handphone sangat kecil, tapi karena jaraknya
demikian dekat dengan tubuh kita, dampaknya juga lebih besar..Pernyataan tersebut
didasarkan atas hasil perhitungan menggunakan rumus yang berlaku dalam
menghitung besaran radiasi. Misalnya saja, pada tower BTS dengan frekuensi 1800
MHz daya yang digunakan rata-rata 20 watt dan pada frekuensi 900 MHz 40 watt,
sedangkan pesawat handphone dengan frekuensi 1.800 MHz menggunakan daya sebesar
1 watt dan yang 900 MHz dayanya 2 watt.
Dampak kesehatan terhadap manusia
Semula gangguan kesehatan sebagai dampak radiasi medan elektromagnetik diketahui tahun 1972, ketika para peneliti Uni Soviet melaporkan bahwa mereka yang bekerja dibawah transmisi listrik tegangan tinggi menderita sakit dengan gejala yang berhubungan dengan sistem saraf seperti sakit kepala, kelelahan dan gangguan pola tidur. Namun, studi di lingkungan kerja memberikan hasil yang lebih konsisten antara pemaparan medan elektromagnetik dengan efek kesehatan tertentu seperti kanker, leukimia, tumor otak dan melanoma.
Dampak kesehatan terhadap hewan
Penelitian dengan binatang kecil yang terpapar medan listrik sampai 100 kV/m menyatakan pengaruh pada komponen sistem saraf pusat. Hasil dari penelitian perilaku mennyatakan bahwa sistem saraf dapat dipengaruhi oleh medan listrik ELF. Beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh medan listrik atau medan magnet terhadap fungsi reproduksi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa selain menghambat pertumbuhan dan meningkatkan jumlah kematian pada keturunan yang dihasilkan, ternyata medan listrik juga menyebabkan produksi telur menurun secara nyata.